Di Balik Suksesnya SD UMP Full Cashless

PURWOKERTO — Transaksi non tunai ternyata tak hanya bisa dilakukan oleh orang tua menggunakan aplikasi e-wallet atau kartu e-money, anak-anak Sekolah Dasar (SD) di Banyumas kini juga sudah terbiasa melakukan transaksi cashless di kantin sekolah setiap hari. Seperti yang dapat dilihat di SD UMP, yang terletak di Jl Senopati, Dukuhwaluh, Purwokerto.

Kepala SD UMP, Nofiyanto S.Pd, menyampaikan bahwa sejak pandemi Covid-19 melanda, sekolah ini sudah beralih menerapkan sistem pelayanan transaksi non-tunai, mulai dari pembayaran SPP hingga jajan anak di kantin sekolah. Hal ini awalnya ditujukan untuk mengurangi risiko penularan virus melalui uang kertas serta mengurangi kerumuman antrian pembayaran di ruang administrasi sekolah.

“Dulu yang Namanya pembayaran sekolah itu menjadi hal yang sangat rumit, jika pakai uang tunai tetap berpotensi rawan, sedangkan via transfer bank memerlukan proses konfirmasi yang juga tak mudah, karena ratusan wali murid bisa membayar bersamaan, karena itu kami bersyukur sekarang sudah menggunakan sistem Manajemen sekolah yang terintegrasi sistem pembayaran online dari semua bank, minimarket maupun QRIS” ujar Nofiyanto, ketika ditemui di kantornya, 31 Januari 2023.

Terkait dengan kantin, Nofiyanto menambahkan bahwa orang tua kini tidak perlu khawatir uang saku hilang, karena anak tidak lagi membawa uang tunai ke sekolah, melainkan cukup membawa kartu siswa digital yang dapat diisi saldo untuk jajan di kantin sekolah. Saldo kartu siswa tersebut dapat dibatasi jumlah transaksi hariannya, bahkan rincian jajan anak bisa dipantau oleh orang tua dari HP di mana pun berada, secara real time.

“Jadi setiap hari anak jajan minuman atau makanan apa saja, harganya berapa, jumlahnya berapa itu dapat dilihat oleh orang tua, jumlah jajannya juga dapat dibatasi sesuai kesepakatan orang tua dan msaing-masing siswa” tambahnya.

Di sisi lain, penggunaan system cashless ini sangat membantu manajemen koperasi yang mengelola kantin SD UMP. Kantin yang bernama Si-Mart itu menjadi salah satu unit Badan Usaha Milik Sekolah (BUMS) yang dikelola secara professional terpisah dari manajemen sekolah.

“Dulu kantin kami awalnya menerima transaksi uang tunai, tapi sering terjadi kerepotan di kasir dan manajer koperasi, akibat kekurangan uang kembalian hingga laporan uang tunai yang selisih dari jumlah yang seharusnya ada. Kini masalah itu tidak terjadi lagi, karena berapa pun harga produknya, pembeli akan membayar dengan harga pas, tidak perlu repot uang kembalian, bahkan tidak perlu repot membuat laporan, sistem sudah menyediakan laporan penjualan harian, bulanan, per-produk bahkan laporan Laba/rugi secara otomatis” ujar Chandra, salah satu karyawan Si-Mart SD UMP.

Implementasi system transaksi cashless di SD UMP ini ternyata juga berpengaruh besar kepada sekolah-sekolah lain, terutama di jejaring sekolah Muhammadiyah di Jawa Tengah. Beberapa sekolah Muhammadiyah di Kabupaten lainnya kini juga telah menerapkan system yang sama, yakni di Kabupaten Tegal, Cilacap, Pekalongan, Banjarnegara, Wonosobo, hingga Boyolali.

Selain mendigitalisasi transaksi pembayaran sekolah dan jajan kantin sekolah, Nofiyanto juga mengemukakan bahwa system yang ia gunakan kini sudah dapat digunakan untuk pengumuman, donasi, tabungan serta ada fitur akademik, yang dapat mendukung informasi jadwal pelajaran dan
laporan presensi siswa kepada orang tua, hingga rapor digital pada setiap akhir semester.

“Jadi selain cashless, sekolah kami juga sekarang lebih paperless” pungkasnya